Jelang Idul Adha DKPP Gerak Monitor Kesehatan Hewan Kurban

0 141

Heibogor.com – Jelang pemotongan hewan kurban di Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah tahun 2022, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor, terus bergerak melakukan monitoring kesehatan hewan di lapak dan sentra-sentra penjualan hewan kurban di enam kecamatan.

Kepala Bidang (Kabid) Peternakan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor, drh Anizar mengatakan, sampai dengan saat ini, jumlah hewan yang terkena Penyakit mulut dan kuku (PMK) sebanyak 148 ekor. Rata-rata hewan yang terkena PMK ini adalah sapi perah. Dari itu, pihaknya bergerak secara serentak di enam kecamatan melakukan vaksinasi dan monitoring hingga Jumat (8/7/22) ini.

“Sentra-sentra sapi perah di Kebon Pedes sama Muarasari, Harjasari, itu rata-rata sudah terkena PMK sehingga kami melakukan vaksinasi di daerah tersebut,” jelas drh Anizar saat memonitor kesehatan hewan kurban di lapak Mbojo Qurban, wilayah Kecamatan Bogor Utara, Rabu (6/7/22).

Ia menjelaskan, syarat vaksinasi hewan, pertama, satu kandang tidak boleh ada hewan yang sakit atau yang pernah terpapar. Jika ada itu tidak bisa divaksin. Hewan yang terkena PMK harus dipisahkan karena dia menular antar sesama hewan, yang rentan itu sapi, kerbau, domba, kambing, dan rusa.

Di lokasi yang sama, Kasi Kesehatan Hewan, drh. Patriantariksina R menambahkan, untuk hewan kurban tidak diberikan vaksin karena syarat vaksin itu hanya untuk hewan-hewan yang berumur panjang seperti sapi perah atau sapi yang dibudidaya.

“Kita tidak memvaksin hewan kurban karena masa umurnya pendek dan akan disembelih. Kalau harus divaksin tapi tak bisa di booster kayaknya buang-buang vaksin. Jadi, tidak efektif kalau kita melakukan vaksinasi. Mending buat yang lain,” ungkapnya.

Wanita yang akrab disapa Ina itu menjelaskan, kriteria hewan yang sehat dan tidak terpapar PMK bisa dilihat dari gusi dan mulutnya tidak ada luka, di bagian lidah tidak ada lepuh dan tidak mengeluarkan air liur yang berlebih, kemudian matanya jernih, kulitnya tidak kusam, tidak kurus, dan cukup umur. Kukunya juga bagus, tidak ada luka, dan kaki menapak dengan bagus. Kriteria pada hewan lain juga sama dan semua hewan kurban dilakukan pemeriksaan.

“PMK ini tidak menular ke manusia. Meski tidak divaksin daging hewan kurban aman untuk di konsumsi. Apapun bagian tubuhnya. Cuma disarankan untuk bagian jeroan, ekor, kaki, kepala, tempat-tempat virusnya PMK biar lebih aman direbus 30 menit tujuannya biar dia ga menyebar kemana mana dan virusnya mati,” bebernya.

Sementara, pemilik kandang sapi Mbojo Qurban, Burhan mengatakan, sepanjang wabah PMK ini, belum ada sapi di kandangnya yang terpapar PMK hingga saat ini. Dirinya selalu melakukan pemeriksaan kesehatan hewannya secara rutin dan dikontrol terus oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Sehingga hewan yang ia jual sudah memiliki surat kesehatan.

“Namun, kita tetap berhati hati. Tahun ini saya tidak pernah menerima hewan dari luar kandang agar hewan saya tidak sampai tertular. Karena penyebaran PMK ini bisa dari hewan yang datang dari luar,” kata Burhan yang hanya khusus menjual sapi dari wilayah Bima, Nusa Tenggara Barat itu.

Untuk penjualan pun, sambung Burhan masih relatif stabil meski marak penyebaran kasus PMK. Tahun ini, penjualan hewannya sudah sampai 90 persen. “Dari harga dan minat pembeli hewan kurban masih stabil ya. Tahun lalu penjualan sampai 250 ekor dalam satu bulan. Di tahun ini, hanya ada 131 ekor. Distribusi hanya di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor. Harganya mulai dari Rp16 sampai Rp28 juta dengan bobot sapi dari 230 sampai dengan 450 kg,” kata Burhan yang setiap tahun membuka lapaknya di daerah Indraprasta depan D’Colonel Resto.

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.