Heibogor.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengkaji pemanfaatan energi biodiesel berbahan baku minyak jelantah.
Biodiesel berbahan baku minyak jelantah tersebut sebelumnya pernah digunakan untuk bus Trans Pakuan. Namun kali ini, untuk memenuhi kebutuhan abahan bakar pemanfaatannya akan diperluas untuk digunakan dalam dunia usaha lainnya.
Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bogor, Lilis Sukartini menjelaskan, program pemanfaatan minyak jelantah tersebut akan dikaji ulang pemanfaatannya dan akan terus dikembangkan.
“Hasil penelitian minyak jelantah biodesel versi sekarang akan terus dikembangkan hingga ke dunia usaha lainnya, dan saat ini dipending dulu penerimaan dari masyarakat,” katanya kepada heibogor.com, Jumat (04/09/15).
Menurutnya, kajian tersebut masih menunggu hasil, dan salah satu energi terbarukan tersebut rencananya akan digunakan juga untuk bahan bakar genset.
Pemanfaatannya pun akan terus dikembangkan, saat ini bahan bakar untuk bus Trans Pakuan hanya digunakan 20 persen dan 80 persennya menggunakan solar.
Lebih lanjut dikatakannya, saat ini pengelolaan minyak jelantah diakuinya terhambat oleh anggaran yang hanya sekitar 200 juta.
“Iya, anggarannya hanya sekitar 200 juta tahun ini, berbeda dengan tahun sebelumnya mencapai 700 juta,” pungkasnya.
